Kiat-Kiat Menyusun Paragraf

Tulisan adalah seni. Cara menulis menentukan kualitas karya seni yang kita buat

Komunikasi merupakan kegiatan orang untuk menuangkan ide atau suatu gagasan. Salah satu metode berkomunilasi yaitu melalui karya tulis. Karya tulis ini bermacam-macam bentuknya, antara lain cerpen, komik, novel dan lainnya. Selain itu, terdapat jenis tulisan yang wajib diketahui dan dipahami yaitu tulisan ilmiah. Karya tulis ilmiah ini sangat banyak manfaatnya, terutama untuk akademisi seperti Dosen, Siwa/Mahasiswa, atau Karyawan. Oleh sebab itu, pada postingan kali ini akan sedikit membagikan kiat-kiat menulis agar tulisan-tulisan kita dapat mudah dimengerti oleh pembaca. Yuk simak terus kiat-kiatnya.

Macam-macam karya ilmiah:

Sebelum kita membahas kiat-kiat menulis karya ilmiah, yuk kita kenali macam-macamnya. Karya ilmiah ini harus bersifat aktual (sesuai dengan kejadian sebenarnya) dan jujur. Nah, macam-macam karya ini dapat berbentuk antara lain:

> Laporan kegiatan

> Laporan Skripsi, Tesis atau Desertasi

> Koran

> Makalah

> Kertas Kerja dll.

Pada umumnya, kita harus membuat pendahuluan dalam Bab 1. Perlu kita pahami bahwa, setiap bab mempunyai tugasnya masing-masing misalnya Bab 1. Bab 1 ini dapat difungsikan untuk mengenalkan teknologi, masalah, tujuan dan manfaat-manfaat yang ditawarkan. Nah, ada juga yang memfungsikan sebagai promosi agar pembaca lebih tertarik membaca pada bab-bab berikutnya. Oleh sebab itu, penulisan Bab 1 ini harus diperhatikan cara penyajiannya, terutama kalimat dan paragraf-paragraf yang disusun. Berikut saya contohkan kiat-kiat penulisan kalimat dalam satu paragraf.

  • Kerangka paragraf

Kerangka paragraf ini berhubungan dengan tugas masing-masing paragraf dalam menyampaikan informasi. Misalnya: paragraf 1 berfungsi untuk menyampaikan informasi umum terkait topik yang dibahas, paragraf 2 berfungsi untuk menyampaikan masalah-masalah yang sedang terjadi atau latar belakang dan paragraf 3 berfungsi untuk menyampaikan rumusan masalah tujuan dan manfaat. Nah, kerangka paragraf ini harus difikirkan ketika membuat pendahuluan agar informasi tidak saling tumpang tindih.

  • Tulis saja, baca nanti

Kegiatan yang paling penting dalam membuat karya ilmiah adalah menulis. Kalau tidak menulis maka tidak ada karya. Oleh sebab itu, selama ide tulisan sudah ditentukan, maka kegiatan berikutnya menulis saja sesuai ide yang ada di dalam pikiran. Pada tahap ini, jangan memikirkan susunan kalimat atau urutan kalimat yang harus disampaikan. Pokoknya nulis saja dulu, hitung-hitung pemanasan otak. Untuk pemanasan, cukup menulisakan 3 hingga 6 kalimat saja dalam 1 paragraf.

  • SPOK (Subjek-Predikat-Objek-Keterangan)

Pada tahap ini, kalimat-kalimat yang telah dibuat dalam paragraf sebelumnya harus dievaluasi terutama bagi penulis awam. Evaluasi ini meliputi struktur kalimat itu sendiri yaitu SPOK. Sewaktu menulis, terkadang kita terbawa dengan bahasa peracakapan yang disampikan dalam tulisan. Nah, hal ini yang membuat tulisan kita kurang baku misalnya: “Di siang yang terik, ibu beli sayur bersama ayah“. Secara makna, pembaca pasti sudah tahu kontek kalimat yang disampikan, akan tetapi secara susunan kalimat menjadi kurang baku. Kalimat di atas dapat diubah menjadi kalimat baku sesuai dengan aturan SPOK menjadi ” Ibu dan Ayah membeli sayur pada waktu siang hari“. Nah kira-kira semacam ini bentuk struktur kalimat sesuai SPOK.

  • Hubungan antara kalimat

Setiap kalimat yang dituliskan, minimal harus memiliki Subjek Predikat dan Objek. Selain itu, kontek pembahasan pada kalimat berikutnya harus berhubungan dangan kalimat sebelumnya. Hal ini berhubungan dengan teknik pengembangan kalimat (Deduktif, Induktif maupun campuran). Pada tahap ini, kita harus memperhatikan penggunaan kata hubung yang digunakan agar pembaca lebih paham terhadap tulisan kita misalnya: “Ibu dan Ayah membeli sayur pada waktu siang hari. Ibu membeli tomat, bayam dan mentimun. Ayah membeli kubis dan wortel.” kalimat ini terasa masih kaku jika dibaca. Jika kita tambahkan kata hubunng yang sesuai maka susunan kalimat tersebut akan lebih mudah dipahami misalnya: “Ibu dan Ayah membeli sayur pada waktu siang hari. Sesampai pada tempat tujuan, Ibu membeli tomat, bayam dan mentimun, sedangkan ayah membeli kubis dan wortel.

  • Banyak menulis dan membaca

Banyak menulis dan membaca berfungsi untuk merangsang otak agar mempunyai kosa kata yang banyak. Oleh sebab itu, membiasakan membaca dapat memudahkan kita dalam memilih kata yang sesuai sesuai kontek bahasan.

Nah itu sedikit kiat-kiat dalam menyusun paragraf agar pembaca mudah memahami kontek yang sedang dibahas.

Share your thoughts