Restorasi Warna “Old Furniture” dengan Kuas
Indonesia pernah dikenal dengan julukan Zamrud Katulistiwa dikarenakan banyaknya hutan yang berada di negara ini. Nah, seiring berkembangnya kebutuhan manusia, pemanfaatan kayu hutan ini semakin meningkat, terutama pembuatan perabotan rumah (Furniture). Bahkan hampir seluruh perabotan rumah kita berbahan dasar kayu. Hal ini meruapakan salah satu penyebab hutan di Indonesia semakin sempit. Oleh sebab, sebagai warga negara yang baik, sebisa mungkin kita mengurangi penggunaan kayu hutan secara berlebihan agar generasi penerus bisa merasakan adanya manfaat hutan ini.
Jika kita amati, terkadang ada beberapa perabotan rumah berbahan dasar kayu seperti meja, kursi, dipan maupun rak yang sudah lama tidak terpakai sehingga mempunyai warna kusam atau kurang menarik. Ketika perabotan tersebut masih memiliki fungsi yang baik, maka tidak ada salahnya kita menggunakan kembali daripada membuat furniture yang baru. Ada beberapa alasan kita menggunakan kembali furniture lama tersebut.
- Menjaga kelestarian hutan dan menghemat penggunaan kayu.
- Menghemat penggunaan biaya produksi karena cukup melakukan restorasi sederhana saja.
- Nah ini yang menarik, jika memungkinkan dapat dijual kembali sehingga meningkatkan pendapatan.
Langsung ke pokok pembahasan saja, pada postingan ini saya akan membagikan sedikit teknik pengecatan meja tamu lama dengan menggunakan alat sederhana yaitu Kuas. Kuas merupakan alat yang digunakan untuk mengoleskan cat ke permukaan benda/kayu. Langkah awal yang perlu kita siapkan yaitu menyiapkan alat dan bahannya.
- Kuas ukuran 1,5 inch (ukuran sesuai kebutuhan/luas permukaan benda).
- Tinner B
- Cat kayu (warna menyesuaikan)
- Tempat pencampur (bisa dari botol air mineral bekas)
- Amplas kayu (ukuran mesh 400)
Nah, setelah alat dan bahan selesai dipersiapkan maka langkah selanjutnya yaitu:
- Melakukan pengamplasan: Tujuan utama pengamplasan ini agar cat lama dan kotoran-kotoran hilang, sehingga warna cat baru akan lebih terang. Selain itu, tujuan lainnya untuk memperhalus permukaan kayu. Terdapat dua jenis amplas yaitu amplas kayu dan amplas besi. Sehingga hati-hati dalam memilih jenis amplas, sesuaikan dengan jenis bahan benda yang akan diamplas.
- Mencampur cat dan tinner B: Tinner digunakan untuk mengecerkan bahan utama (Cat). Salain itu, penggunaan bahan ini dapat mempercepat keringnya hasil pengecatan. Jika melakukan pengecatan tanpa bahan campuran ini, maka penggunaan bahan utama akan boros. Setelah tercampur, sebaiknya diuji dulu dengan mengoleskan hasil campuran pada kayu yang lain, agar dapat diketahui tingkat ketajaman warna yang diinginkan.
- Pengecatan dasar (Lapis 1): Pengecatan dasar diperlukan untuk memberikan ikatan awal antara cat dan kayu. Pada langkah ini, pengecatan dilakukan secara tipis terlebih dahulu, selain menghemat bahan utama juga dapat mempercepat pengeringan.
- Pengecetan lanjutan (Lapis 2 – 4): Pengecatan lanjutan ini bertujuan untuk menutup seluruh pori-pori permukaan kayu agar warna lama tertutup dengan cat. Agar hasil lebih baik, maka pengecetakan dilakukan sebanyak dua hingga empat lapis dengan cara mengolesakan secara tipis-tipis. Proses pengerjaan antar lapis bisa diberi selang waktu 30 menit agar cat bisa mengering terlebih dahulu. jika ingin mempercepat proses pengeringan, dapat menggunakan jenis tinner A atau A spesial.
Nah setelah proses selesai, meja hasil restorasi bisa digunakan. Selamat mencoba dan semoga pengalaman ini bermanfaat, terutama bagi yang mempunyai minimal biayas, alat dan bahan. 🙂